Penembakan Muslim di Christchurch: Eropa dalam Situasi Tidak Nyaman

Niklin Jusuf: Alhamdulillah, kami baik-baik saja

New Zealand - Pasca peristiwa penembakan sejumlah jama'ah shalat Jum'at (15 Maret 2019) sempat menghebohkan dunia. Betapa tidak, jama'ah muslim yang sedang melaksanakan shalat jum'at diserang oleh kumpulan bersenjata lengkap dari belakang. Anehnya, sampai saat ini, pemerintah New Zealand belum mengumumkan siapa skenario dan pelaku utama di balik serangan ini.

Namun pasca serangan tersebut, para netizen dengan mudah mengetahui kronologi penyerangan terorisme itu. Hal itu dikarenakan, pelaku melakukan live streaming video terhadap aksi penyerangan ini, sehingga seantero jagad raya mengecam terhadap aksi ini.

Terkait dengan video yang telah beredar di jajaran medsos itu, pihak pemerintah New Zealand telah mengintruksikan kepada seluruh netizen dunia agar segera menghapus rekaman tersebut, karena dikhawatirkan dapat menggundang permusuhan. Meskipun, sebagian usaha ini berhasil dilakukan di sejumlah daerah di New Zealand, akan tetapi video tersebut terus tersebar sampai terkirim ke seluruh pengguna android seluruh dunia.

Sehubungan dengan kejadian tersebut, banyak netizen dan sejumlah perwakilan negara muslim yang mengutuk dan mengecam terhadap aksi ini. Di antaranya, Presiden Turkey Recep Tayyip Erdogan yang mengatakan bahwa pihak Barat harus segera menghentikan aksi-aksi pembunuhan secata brutal terhadap umat muslim yang berada di seluruh dunia. Di samping itu, Erdogan kerap mengkritik prilaku islamofobia dan menyerukan pihak Barat agar menghentikan aksi-aksi serupa.


Kepolisian Selandia Baru telah menangkap empat orang terkait dengan penembakan brutal tersebut, dan hasil laporan membuktikan bahwa salah seorang dari teroris tersebut merupakan warga negara Australia yang disebut-sebut sebagai dalang utama siaran livestreaming tersebut. Serangan tersebut sedikitnya telah menewaskan 49 orang dan dikhawatirkan jumlah tersebut akan meningkat sampai esok harinya. Di antara korban tewas tersebut, seorang seniman Indonesia asal Padang tercatat menjadi korban penembakan pada hari itu.

Tidak saja WNI asal Padang yang sedang berada di lokasi kejadian tersebut, hasil pantauan Rangkang Edukasi (REd) menyebutkan bahwa terdapat Warga Pidie, Desa Ujong Rimba beserta tiga orang anaknya selamat dalam peristiwa tersebut.

Baca juga: Cerita Warga Aceh di New Zealand, Didatangi Tetangga dan Sahabat Usai Penembakan di Christchurch

Baca juga: Seniman Asal Padang Jadi Korban Penembakan Masjid di Selandia Baru, Baru 2 Bulan Pindah

Di balik kutukan dan kecaman terhadap aksi terorisme ini, senator kontoversial Australia menyebutkan bahwa serangan ini disebabkan terjadinya peningkatan jumlah muslim yang kian hari semakin bertambah di sejumlah daerah di Selandia Baru sehingga menimbulkan ketakutan akibat dari program imigrasi yang memungkinkan kaum muslim fanatik untuk bermigrasi ke Selandia Baru. Ungkapnya di tweeter.

Post a Comment

2 Comments

Anonymous said…
Islam sangat menghormati perdamaian, dan Islam Islam berkembang luas dengan cinta kasih tanpa pemaksaan
Zulkarnaini said…
Benar sekali bu, kita semua harus punya niat yang sama untuk menghormati perdamaian